PERJALANAN INTELEKTUAL SEORANG PROF.YUSRIL IHZA MAHENDRA.

Oleh:Wawan G.Tanasale (Aktivis Islam).

Definisi kata Intelektual selalu saja menimbulkan beragam makna,penafsiran,dan konteks serta kontekstualisasi.Sejarah Intelektual dan kaum intelektual adalah suatu sejarah yang sangat panjang,bukan sepanjang aliran sungai nil yang mengalir atau sungai gangga,akan tetapi berjalan mengikuti alur ketika semesta itu diciptakan.Dari dialektika waktu ke waktu kata Intelektual itu mengakar,tumbuh,besar,dan membuahkan hasil,maka lahirlah para manusia-manusia hebat sebagaimana terekam dalam kaset sejarah.Arti kata daripada Intelektual dan kaum intelektual tak lain adalah mereka yang terus menghidupkan akal sehatnya,memadukan hasil-hasil bacaannya,mempertaruhkan hasil dari pergulatan pemikiran pribadinya,kontemplasinya,dan melahirkan ide-ide cemerlang yang dalam jantung sejarah akan terus melahirkan diskursus dan dialektika oleh pewaris peradaban.Setiap zaman dengan keunggulan manusia-manusia terbaiknya,salah satunya adalah Prof.Yusril Ihza Mahendra,dari seorang penjual ikan hingga Intelektual ulung.

Prof.Yusril Ihza Mahendra lahir di Pulau Belitung,Sumatera Selatan,5 Februari 1956.Setelah menamatkan pendidikan SMA ditempat kelahirannya,ia melanjutkan study di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Jurusan Hukum Tata Negara dan Fakultas Sastra Jurusan Filsafat di Universitas yang sama.Setelah itu ia melanjutkan studinya pada program Pascasarjana Universitas Indonesia di bidang Hukum dan Ilmu Pengetahuan Islam,tetapi sampai tidak selesai.Prof.Yusril kemudian melakukan riset di Pakistan dan meneruskan pendidikannya hingga mencapai gelar Doctor of Philosophy dari Universitas Sains Malaysia di Pulau Pinang,Malaysia pada tahun 1993.

Prof.Yusril juga banyak terlibat dalam dunia pergerakan sosial,keagamaan dan politik sejak usia yang sangat masih muda.Ia pernah aktif di KAPPI,Pemuda Muslimin,BKPMI,Muhammadiyah,dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.Dalam pergerakan kemahasiswaan,ia pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan pernah menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia.Disamping dunia pergerakan,Prof.Yusril juga terlibat secara aktif dalam dunia Intelektual.Tulisan-tulisannya tersebar dalam berbagai media massa dan jurnal ilmiah dalam dan luar negeri.Ia juga aktif menyampaikan makalah dalam berbagai seminar nasional maupun internasional.Wawancara-wawancaranya disiarkan oleh berbagai media cetak dan elektronik di berbagai negara.

Sebagai akademisi,Prof.Yusril dalam usia yang relatif muda telah sampai ke puncak,ketika dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Indonesia dalam usia 41 tahun.Dibidang birokrasi,karirnya juga sampai ke puncak ketika menduduki jabatan eselon 1a pada Sekretariat Negara RI,sebelum ia mengundurkan diri karena keterlibatannya dalam dunia politik.Ia pernah pula menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai utusan Golongan Cendekiawan.Dalam usia 42 tahun,secara aklamasi Prof.Yusril dipilih menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB),salah satu partai politik Islam di tanah air yang keberadaannya cukup diperhitungkan.Meskipun aktif dalam dunia politik,Prof.Yusril tetap berkiprah dalam dunia Intelektual.Ia mampu menggabungkan antar aktivisme dan Intelektualisme.

Dalam petualangan intelektual seorang Prof.Yusril banyak hikmah yang dapat kita ambil.Ia berguru kepada Mohammad Natsir,salah seorang Tokoh kaliber Islam partai Masyumi,mantan Perdana Menteri era Sukarno,Burhanudin Harahap,berguru kepada Prof.Rasjidi tentang Agama dan Filsafat,kepada Abu Hanifah,kepada Prof.Osman Raliby,Prof.Hazairin,Sutan Takdir Alisjahbana,Prof.Ismail Suny,dan para guru-guru beliau yang lain yang tak dapat disebutkan satu persatu.Sekiranya dari perjalanan dan perjumpaan itulah dapat melahirkan sosok Prof.Yusril yang mempunyai keunikan tersendiri diantara ratusan bahkan ribuan pemikir dan cendekiawan Indonesia di abad 21 ini.Politikus,Diplomat,Pengacara,Penceramah,Pemikir,Itulah yang terdapat dalam diri seorang Prof.Yusril dan membentuk karakter pemikiran seorang Prof.Yusril menjadi Intelektual Islam Modernis.

Dalam kontribusi pemikirannya terhadap bangsa dan negara,khususnya dibidang hukum sudah terdapat banyak karya yang ia persembahkan ketika menduduki jabatan menteri dengan tiga rezim yang berbeda,mulai dari Gus Dur,Megawati,dan SBY.Sebut saja Undang-undang yang lahir dari pikiran beliau,UU Partai Politik,UU KPK,UU MK,UU Terorisme,UU PPATK,dan lainnya.

Sebagai generasi Z,marilah kita terus mempelajari biografi daripada para Intelektual hebat seperti Prof.Yusril.Zaman kita penuh dengan dinamika dan tantangan,baik nasional maupun internasional.Solusi untuk menghadapi semua ini hanyalah dengan memperbaiki paradigma dan literasi kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top