MOHAMMAD NATSIR TENTANG AGAMA DAN POLITIK.

Oleh:Wawan G.Tanasale (Intelektual Muslim).

Membincangkan setiap riwayat atau biografi hidup para pemikir dunia selalu saja membawa dampak dan kesan tersendiri untuk kita,terutama bagi kalangan aktivis produktif dan para calon-calon pemikir masa depan.Sejarah selalu saja menarik untuk dipelajari karena ia menghadirkan tiap pelajaran berharga untuk umat manusia.Dalam sejarah lah kita dapat berhubungan dengan segala peristiwa,terutama pemikiran para manusia hebat yang selalu hadir dalam diskursus lintasan sejarah.

Zaman berganti,zaman berputar,membuat kita sebagai generasi anak bangsa untuk terus berdiri kokoh dalam menjaga warisan Intelektual yang sudah ditanamkan oleh para bapak bangsa kita terdahulu.Satu di antara bapak bangsa yang hampir hilang dari benak generasi saat ini adalah Pak.Dr.Mohammad Natsir.Mohammad Natsir adalah sosok Intelektual,pemikir,ulama,mujahid,dan arsitek Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) asal Sumatera Barat.Sosok yang pernah juga menjadi perdana menteri di era Orde Lama Sukarno dan dipenjarakan oleh Sukarno karena dituduh terlibat dalam peristiwa PRRI/Permesta,dan pernah menjabat sebagai ketua umum Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI).

Dalam buku Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir,yang merupakan kontribusi daripada para murid-murid Pak.Natsir,ada satu tema penting yang sangat menarik untuk dipelajari dan didiskusikan adalah gambaran Pak.Natsir tentang Agama,Ibadah dan Politik.Seringkali orang bertanya,kenapakah agama dibawa-bawa ke dalam politik.Atau sebaliknya,kenapakah politik dibawa-bawa ke dalam agama?Pertanyaan ini timbul karena seringkali orang mengartikan bahwa yang dinamakan agama itu hanyalah semata-mata satu sistem peribadatan antara makhluk dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.Definisi ini mungkin tepat bagi bermacam-macam agama.Akan tetapi tidak tepat bagi agama yang bernama Islam itu,yang hakikatnya nyata adalah lebih dari itu.

Kalau kita meminjam perkataan seorang orientalis H.A.R.Gibb,maka kita dapat simpulkan dalam satu kalimat:”Islam is much more than a religious system.It is a complete civilization”.Islam itu adalah lebih dari sistem peribadatan.Ia itu adalah satu kebudayaan/peradaban yang lengkap dan sempurna.

Yang dituju oleh Islam ialah agar agama hidup dalam kehidupan tiap-tiap orang,hingga meresap dalam kehidupan masyarakat,ketatanegaraan,pemerintah dan perundang-undangan.Tapi adalah ajaran Islam juga,bahwa dalam soal-soal keduniawian,orang diberi kemerdekaan mengemukakan pendirian dan suaranya dengan musyawarah bersama,seperti dinyatakan oleh firman Allah Swt:”Dan hendaklah urusan mereka diputuskan dengan musyawarah”(Q.S.Asy-Syura:38).

Hak Asasi Manusia & Demokrasi.

Di dalam mencari hidup bahagia dan mengatur masyarakat,ahli pikir dan ahli sosiologi serta pejuang-pejuang kemerdekaan di seluruh dunia,sudah sepakat menyusun suatu daftar yang dinamai hak-hak asasi manusia.PBB mempunyai satu seksi tersendiri,untuk menyusun apa yang dinamakan hak-hak asasi bagi manusia itu.Hampir seluruh negara-negara yang merdeka di dunia sudah mengakui hak-hak asasi tersebut sebagai dasar-dasar pikiran untuk dijadikan dasar pembangunan negara dan perikemanusiaan.

Antara lain hak-hak asasi itu ialah hak merdeka berbicara dan mengutarakan pendapat,hak kemerdekaan beragama,hak mendapat kehidupan yang layak,hak untuk mogok bila perlu,ya,macam-macam hak.Daftar hak-hak asasi itu sudah diatur,untuk diperingatkan kepada orang.Agar jangan ada manusia yang di eksploitir oleh manusia lain.Ia mengingatkan kepada manusia agar jangan mau dieksploitir oleh orang lain.Yang demikian tentu adalah suatu langkah yang baik.

Tetapi yang belum terlihat ialah hasilnya hak-hak asasi manusia yang diakui itu.Belum mesra rupanya dalam pikiran tiap individu mana yang haknya,mana yang bukan haknya,sehingga hak-hak asasi itu belum terlaksana dengan baik dalam masyarakat umat manusia.

Yang Pegang Hak vs Yang Punya Hak.

Kepada manusia diajarkan supaya memperjuangkan haknya itu.Dia harus berjuang untuk mendapatkan haknya tersebut.Orang yang memegang hak itu takkan suka dengan begitu saja,hak itu diambil oleh orang yang punya hak,tapi ia mempertahankan yang disangkanya punya nya itu.Sebagai akibat dari menginsyafi hak dan tak memberikan hak itu.Terjadilah bentrokan antara yang memegang hak dan yang punya hak.

Pihak kaum buruh mengatakan:”Kami berhak,kalau tidak mau memberikan hak itu,kami pakai senjata mogok”.Kaum majikan mengatakan:”Tidak!Kita mau lihat sampai ke mana kekuatannya.Kita tidak akan memberikan sedikit juga hak itu jikalau bertempur!”

Maka terjadilah pertempuran dalam memperebutkan hak dan hak itu dan timbulah dari hak itu semacam sistem yang lazim disebut orang sekarang ‘struggle of life’.Perebutan hidup yang di dasarkan kepada penuntutan dan penuntutan,yang berakibat siapa kuat siapa diatas,siapa lemah siapa mati!

Di Negara-negara Barat,yang berkobar-kobar sekarang ini adalah falsafah ‘struggle of life’ itu,mencari hidup.Walaupun orang lain akan hancur lantarannya!

Islam Kewajiban baru hak.

Tapi kita bertanya apakah memang,itulah satu-satunya jalan untuk mencapai kehidupan dan kesejahteraan sosial?Ajaran Islam dalam menghadapi soal multi-rumit ini,mempunyai pendapat yang berbeda.Dengan tidak mengurangi bahwa tiap orang harus mengetahui apa haknya.Islam pertama-tama mengajarkan bukanlah ‘apa hak saya’,tapi yang diajarkannya pada seorang Muslim ‘ialah apa kewajiban yang aku harus patuhi’.

Jangan berhenti tangan mendayung nanti arus membawa hanyut.Jangan terlalu doyan berkecimpung dalam soal-soal politik.Pesan Pak.Natsir ini selalu menjadi roda dialektika pikiran.Sebagai generasi abad 21 mesti terus melakukan pencarian dan pendalaman terhadap pemikiran-pemikiran para bapak bangsa.Kesalahan kita sebagai generasi adalah cenderung berkenalan dengan tokoh seperti Imam Khomeini di Iran,Hasan Al-Bana di Mesir,dll pemikir Islam Timur Tengah.Sementara para bapak bangsa kita sendiri seperti Mohammad Natsir,Buya Hamka,K.H.Ahmad Dahlan,HOS.Cokroaminoto,dll dapat kita lupakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top