MENGHIDUPKAN NALAR KIRI.

Tiap zaman dengan warna, gaya, rupa, rasa, dan keadaan yang berbeda. Begitupun dengan tantangan bagi tiap generasi dalam suatu episode sejarah. Generasi Engels dan Marx berbicara tentang perlawanan terhadap hagemoni Barat di Eropa dan memberikan rumus perlawanan. Mereka mengomentari persoalan eksploitasi, ekspansi, dan dominasi terhadap kaum buruh dan hak-hak kaum buruh. Keinginan besar mereka adalah mendirikan sebuah Negara tanpa kelas.

Doktrin daripada Engels dan Marx yang jauh lebih penting adalah memutuskan mata rantai kapitalisme-feodalisme terhadap umat manusia, diantaranya adalah penghapusan budaya kepatuhan atau kultus individu. Karena dengan budaya inilah membuat suatu generasi tak bisa terbang bebas dalam meneriakan kebenaran.

Belajar dari mereka para guru besar Kiri seperti Marx dan Engels bukan berarti kita mengikuti doktrin mereka secara totalitas. Yang baik kita ambil dan jadikan sebagai energi diskursus dan yang buruk kita singkirkan.

Pada saat kematiannya, Engels memberikan pesan bahwa tubuhnya harus dikremasi dan abunya ditaburkan ke laut di Beachy Head, karena ia tidak menginginkan monumen bagi dirinya. Seperti Marx, ia dengan sungguh-sungguh mengecam segala bentuk pemujaan individu. Satu-satunya monumen yang mereka inginkan bagi diri mereka adalah ide-ide mereka, yang menyediakan sebuah basis ideologis yang komprehensif untuk perjuangan bagi perubahan masyarakat menuju sosialisme.

Erah patuh dan era menjunjung tinggi pemilik otoritas membuat kita yang masih berdiri kokoh dibawah bendera dan panji kritisisme tetap konsisten. Jalan sendiri dan jalan bersama semuanya berangkat daripada itikad. Kemenangan milik mereka yang kebetulan kalah, kekalahan milik mereka yang curang dan loba.

Catatan Akhir Mei 2024✊

~W.F. Tanasale_Makhluk Berfikir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top